Selasa, 30 Maret 2010

Menganalisis Peluang Usaha

Menganalisis Peluang Usaha

Suatu malam penghujung 1989, di sebuah restoran McDonald’s di kawasan Orchard Road Singapura, seorang lelaki bertubuh subur sedang membersihkan meja. Dengan seragam T-shirt bergaris-garis merah yang agak kesempatan dan topi berlabel M khas McDonald’s, lelaki yang tak lain adalah Bambang Rachmadi, mantan presdir Panin Bank tadi tampak serius bekerja. Jatuh miskinkah ia ? Bisa jadi. Karena setelah mengundurkan diri dari kursi puncak Panin Bank pada November 1988, nama Bambang nyaris tenggelam. Tak terdengar lagi apa kegiatannya kemudian. Bila setahun kemudian banyak pengusaha Indonesia melihatnya tiba-tiba menjadi pekerja kasar di jaringan fast-food terbesar di dunia itu, orang pun bertanya-tanya. Repotnya, Bambang pun tak bisa menjelaskan apa yang sedang ia lakukan. “Soalnya saya mesti jaga rahasia. Saya nggak ingin pers Indonesia tahu sehingga membuat MD batal memberikan lisensinya kepada saya,” ucap menantu Wapres (ketika itu) Sudharmono, yang kini managing director PT Ramako Gerbangmas, pemilik dan pengelola jaringan restoran McDonald’s Indonesia.
Kehati-hatian Tonny, sapaan akrab Bambang tampaknya memang wajar. Karena MD adalah satu-satunya taruhan Tonny setelah keluar dari Panin. Apalagi, ia harus menunggu satu tahun setelah memasukkan aplikasi hanya untuk bisa dipanggil mengikuti pelatihan. Dan pelatihan di Singapura yang disebut On the Job Experience (OJE) itu, bukanlah lampu hijau untuk memperoleh lisensi MD. OJE adalah semacam tes awal bagi pelamar. Tapi itulah tes yang paling berat. Karena dalam latihan kerja pelayan, seperti melap meja, membersihkan toilet serta menjadi tukang parkir, inilah para pelamar banyak yang gugur.

A. Peluang dan Risiko Usaha
Wirausaha adalah jenis usaha mandiri yang didirikan oleh seorang wirausahawan, atau sering pula disebut sebagai pengusaha. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan wirausahawan sebagai "orang yang pkitai atau berbakat mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam berproduksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, mengatur permodalan operasinya, serta memasarkannya." Sedangkan Louis Jacques Filion menggambarkan wirausahawan sebagai orang yang imajinatif, yang ditkitai dengan kemampuannya dalam menetapkan sasaran serta dapat mencapai sasaran-sasaran itu. Ia juga memiliki kesadaran tinggi untuk menemukan peluang-peluang dan membuat keputusan.

a. Peluang Usaha
Peluang adalah segala sesuatu yang dapat diambil manfaatnya untuk mencapai tujuan. Peluang datangnya bisa dari lingkungan masyarakat, pemerintah, atau sumber lain. Peluang juga merupakan kesempatan, yang bisa kita manfaatkan atau kita biarkan berlalu begitu saja. Secara kuantitatif (matematis) peluang merupakan kemungkinan suatu kejadian tertentu.
Dunia ini penuh dengan peluang dan tantangan, bahkan Tuhan telah mengingatkan kepada umat manusia bahwa di dalam masalah atau tantangan yang kita hadapi maka di situ pula sebenarnya ada kemudahan atau peluang untuk mencapai kesuksesan. Permasalahannya adalah apakah kita dapat memkitang suatu tantangan sebagai peluang bisnis yang harus dikejar atau justru sebagai suatu masalah yang harus dihindari. Di bawah ini ada suatu kasus mengenai bagaimana kita harus memanfaatkan suatu tantangan menjadi peluang usaha yang sukses.
Banyak cara untuk melihat peluang yang terjadi di sekitar kita. Selama masih ada kebutuhan dan keinginan, selama itu pula masih terdapat peluang yang dapat kita manfaatkan, misal:
a. Mengenali kebutuhan pasar.
Usaha berkembang karena ada permintaan, dan banyak bisnis kecil muncul karena ada kebutuhan pasar yang belum terpenuhi. Seperti membidik pasar kaum muda atau ABG, misalnya factory outlet, telepon genggam, dan sebagainya.
b. Mengembangkan produk yang telah ada di pasaran.
Ide dari peluang ini adalah bukan yang pertama tetapi menjadi yang terbaik. Apabila dulu kita hanya mengenal KFC tetapi sekarang banyak bermunculan produk tiruannya seperti KuFC; atau produk yang melengkapi dari produk yang terlebih dahulu ada seperti jasa penitipan anak di perkantoran, usaha catering, dan sebagainya.
c. Memadukan bisnis- bisnis yang ada.
Usaha ini merupakan usaha yang terintegrasi seperti usaha kos yang dipadukan dengan usaha laundry dan usaha catering.
d. Mengenali trend yang terjadi.
Produk-produk yang berkembang pesat di pasar, baik karena didorong oleh perkembangan kemampuan teknologi maupun karena selera pelanggan yang selalu berubah seperti produk kamera digital, telepon genggam, komputer, dan sebagainya.
e. Mewaspadai segala kemungkinan yang awalnya terlihat sepele, yang ternyata setelah ditekuni dapat menjadi bisnis yang luar biasa
f. Menggunakan asumsi-asumsi yang baru
Contoh: banyak tempat-tempat seperti hotel atau restoran yang sebelumnya tidak menyediakan playground, tetapi apabila kemudian disediakan, maka pengunjung pasti menjadi lebih banyak.
Ada banyak jenis usaha, tetapi pada umumnya dapat dikelompokkan sebagai berikut :
• Perusahaan dagang : Usaha ini membeli barang dari pedagang grosir atau pabrik,dan menjual barang tersebut kepada pelanggan dari perudahaan lain. Pedagang eceran membeli barang dari pedagang grosir atau pabrik dan menjualnya kepada pelanggan. Pada umumnya, semua toko adalah pedagang eceran. Pedagang grosir membeli barang dari pabrik dan menjualnya kepada pedagang eceran.
• Perusahaan manufaktur : Usaha ini bergerak dalam pembuatan barang. Apabila kita berpikir untuk menjalankan usaha pembuatan batu bata, mebel, kosmetik atau jenis produk lainnya, maka kita akan mempunyai usaha manufaktur.
• Perusahaan jasa : Usaha ini tidak menjual atau membuat barang. Usaha layanan jasa memberikan nasehat ahli atau menyediakan tenaga kerja. Contohnya adalah mekanik bengkel, tukang listrik, tukang kayu, atau pembersih kaca.
• Usaha dalam bidang pertanian atau kehutanan : Usaha ini memproduksi sesuatu yang berasal dari tanah. Petani atau penangkap ikan termasuk dalam usaha pertanian. Tidak tergantung apa yang tumbuh dari tanah atau binatang apa yang dipelihara; bisa jadi itu persawahan ataupun suatu peternakan unggas.
Kita akan menemukan bahwa ada beberapa usaha yang tidak secara persis sesuai dengan pengelompokkan usaha tersebut di atas. Misalnya, apabila kita membuka usaha bengkel mobil maka kita akan mempunyai usaha jasa karena kita akan menyediakan tenaga kerja untuk servis dan perbaikan mobil. Pada waktu yang sama, bengkel kita mungkin akan menjual bensin, oli, ban, atau suku cadang, dan ini berarti juga menjalankan usaha dagang eceran.
Ada dua cara untuk mendapat gagasan usaha, yaitu melalui pendekatan produk atau pendekatan pelanggan. Gunakan kedua pendekatan tersebut di atas untuk mendapat gagasan usaha .
Apabila menggunakan pendekatan produksi tanpa mengetahui apakah usaha kita akan memperoleh pelanggan atau tidak, maka usaha akan gagal. Demikian pula apabila kita tidak mempunyai keterampilan untuk membuat barang yang berkualitas baik maka orang tidak akan membelinya, dan usaha kita akan gagal. Untuk memanfaatkan peluang tersebut:
1. Kesempatan apa yang ada di sekitar kita ?
Suatu usaha akan tetap hidup apabila dapat menyediakan jasa yang memenuhi kebutuhan pelanggan dan dapat memecahkan masalah mereka. Ada dua cara berfikir yang berguna untuk gagasan usaha yang baru, yaitu berpikirlah tentang masalah yang dialami orang dalam memenuhi kebutuhan mereka atau dalam memecahkan masalah mereka. Lakukanlah pendekatan dengan cara berikut :
• Masalah-maslah yang telah kita alami sendiri : Pikirkanlah masalah-masalah yang telah kita alami ketika membeli barang dan jasa di tempat kita.
• Masalah-masalah di tempat kerja : Ketika bekerja di perusahaan lain, kita mungkin telah melihat beberapa masalah dalam menyelesaikan pekerjaan yang disebabkan oleh buruknya layanan atau kurangnya bahan baku.
• Masalah-masalah yang dialami oleh orang lain : Pelajarilah kebutuhan dan masalah yang dialami oleh orang lain dengan cara mendengarkan keluhan mereka.
• Apa yang tidak ada di masyarakat : Pelajarilah masyarakat untuk mendapat informasi layanan apa yang tidak tersedia. Masalah yang dihadapi oleh orang dan kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi memberikan tkita danya kesempatan usaha baru. Pengusaha melihat kesempatan usaha ini didalam masalah yang dihadapi oleh orang lain dengan asumsi sebagai berikut:
Apabila produk atau jasa yang diperlukan tidak tersedia maka terdapat kesempatan yang jelas bagi pengusaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Apabila layanan jasa yang diberikan oleh perusahaan yang ada kurang baik maka ini memberikan kesempatan bagi usaha baru untuk secara kompetitif menawarkan jasa yang lebih baik. Apabila terjadi kenaikan harga secara cepat dan orang akan untuk membeli bahan pokok dengan harga tersebut maka akan timbul kesempatan untuk menawarkan harga yang lebih murah, memberikan pasokan alternatif, memproduksi produk pengganti yang lebih murah, atau menawarkan system distribusi yang lebih efisien dan murah.
2. Apakah kita dapat memanfaatkan kesempatan yang ada ?
Apabila kita memilih suatu gagasan usaha, langkah awalnya adalah mengidentifikasi kesempatan yang ada di tempat kita. Selanjutnya, harus memutuskan apakah mempunyai keterampilan untuk memanfaatkan kesempatan tersebut. Mengetahui keterampilan dan kepentingan akan membantu untuk memutuskan jenis usaha apa yang akan dimulai. Adalah tidak mungin bagi kita untuk memulai usaha pembuatan roti, apabila tidak tahu bagaimana membuat roti. Lihatlah keterampilan teknis kita pada Langkah Pertama. Kembalilah ke Langkah Pertama dan lihat lagi keterampilan kita. Dapatkah kita menggunakan keterampilan tersebut untuk memanfaatkan kesempatan yang ada di masyarakat ?
Peluang kegiatan wirausaha itu sangat luas, yakni meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini.
a. Dalam bidang usaha promosi, meliputi :
menciptakan makna baru suatu produk;
memberikan promosi terhadap jasa;
memberikan nilai tambah pada produk.
b. Dalam bidang usaha angkutan, meliputi :
memberi peran baru pada transportasi
mengerahkan armada angkutan
c. Dalam bidang usaha perawatan komputer, meliputi :
teknisi dalam perawatan dan perbaikan;
menciptakan nilai tambah pada komputer yang rusak untuk dibeli, diperbaiki, kemudian dijual kembali.
d. Dalam bidang usaha tataboga, meliputi :
menciptakan peluang baru dari kesibukan dan memberi nilai tambah pada masakan tradisional;
memasarkan fast food khas Indonesia
menciptakan masakan-masakan dan menu baru
e. Dalam bidang usaha pelayanan SDM, meliputi :
memberi pelatihan keterampilan menyusun bata, gambar dengan Auto cad, seni batik, seni ukir, seni keramik, seni lukis, senia suara, seni musik, dan sebagainya.
memberi bimbingan kepada pengrajin, calon Wirausaha, dan sebagainya
melaksanakan kursus-kursus keterampilan.
f. Dalam bidang usaha olahan, meliputi :
Menciptakan peluang baru dari bahan antara bahan baku dan kebutuhan konsumen, memberi nilai tambah pada bahan baku melalui proses olahan;
Mendayagunakan teknologi untuk mengolah bahan baku;
Memasarkan produk yang dibutuhkan konsumen.
g. Dalam bidang usaha rekruitmen, meliputi
pelatihan sumber daya manusia dan kemampuan menjual;
membekali pengetahuan dan keterampilan menjual;
mempertemukan kebutuhan akan tenaga kerja penjual dan kebutuhan pencari kerja.
h. Dalam bidang usaha perkreditan, meliputi :
mempertemukan kebutuhan pemasok dan pemakai;
menciptakan peluang baru dari kesulitan pengadaan uang kas dan penjualan barang;
memberikan nilai tambah pada uang kas dan barang modal atau barang konsumsi;
i. Dalam bidang usaha pembekalan, meliputi :
mendayagunakan modal kedua belah pihak dengan manajemen waktu;
menjamin mutu dan kesinambungan pemasok;
menciptakan peluang baru dari budaya ingin dilayani;
memberi nilai tambah pada barang modal atau produk jadi yang dibutuhkan.
j. Dalam bidang usaha cenderamata, meliputi :
Pelatihan SDM pengembangan cenderamata
menciptakan sendiri cenderamata yang unik;
memasarkan hasil kerajinan khas daerah yang potensial untuk dijadikan cenderamata.
Mengembangkan pasar-pasar cenderamata
k. Dalam bidang usaha bangunan, meliputi
pelatihan sumber daya manusia dan kemampuan gambar sesuai dengan perkembangan teknologi;
pelatihan sumber daya manusia dan kemampuan bidang memplester tembok;
membekali pengetahuan dan keterampilan menjual hasil gambar;
mempertemukan kebutuhan akan tenaga kerja dan kebutuhan pencari kerja.
l. Dalam bidang usaha geodesi, meliputi
pelatihan sumber daya manusia di bidang survei pemetaan
Mengembangkan kemampuan survai pemetaan;
membekali pengetahuan dan keterampilan survai pemetaan;
mempertemukan kebutuhan akan tenaga kerja dan kebutuhan pencari kerja dibidang survai dan pemetaan.
m. Dalam bidang usaha busana, meliputi :
Melahirkan ahli-ahli madya bidang desain-desain
menciptakan peluang baru dari desain yang ada dan
memberi nilai tambah pada pada pakaian tradisional;
memasarkan hasil-hasil desain khas Indonesia
menciptakan sinergi desain-desain baru dan peraga busana baru
n. Dalam bidang usaha pariwisata, meliputi :
menciptakan peluang baru dari kesibukan keterbukaan dunia internasional dan memberi nilai tambah pada daerah-daerah wisata;
memasarkan produk-produk wisata khas Indonesia
menciptakan produk-produk khas indonesia untuk wisata.
Melihat sumber bisnis yang begitu banyak, tidak mungkin kita dapat melaksanakan seluruhnya. Beberapa langkah untuk mengenali dan memilih peluang bisnis yang tepat antara lain:
1. Menentukan tujuan yang hendak dicapai
2. Membuat daftar ide usaha
3. Menilai kemampuan pribadi
4. Membandingkan dan mendapatkan saran dari orang yang sudah berpengalaman dalam bisnis
5. Menilai keadaan bisnis saat ini dan masa dating melalui riset
6. Memilih criteria bisnis yang diperlukan
7. Menetapkan pilihan
Untuk dapat berhasil dengan suatu usaha kecil, kita harus menganalisa bagian-bagian dari usaha itu dan memastikan bahwa tiap bagian tersebut adalah yang terbaik yang dapat kita tawarkan. Tergantung dari jenis usahanya, faktor-faktor penting berikut memerlukan pertimbangan.
Ketika merencanakan suatu usaha baru, berpikirlah secara kecil pada waktu memulainya. Kita harus ingat akan apa yang tercakup pada Langkah Pertama, yaitu uang yang harus kita sediakan untuk memulai suatu usaha. Biasanya, bank tidak akan memerikan pijaman kepada perusahaan baru, kecuali Kita mempunyai tabungan dan jaminan yang dapat diterima.
Merencanakan membuka lima toko dengan mempekerjakan 40 orang dan membeli 10 kendaraan, misalnya, adalah pikiran yang tidak rasional apabila tidak mempunyai uang untuk membiayainya. Oleh karena itu, berpikirlah secara cerdik dan mulailah dari usaha kecil terlebih dahulu. Berikut disajikan keuntungan-keuntungan yang akan didapat apabila memulai usaha kecil.
• Tetaplah bekerja di tempat kerja sekarang, dan bekerja paruh waktu di usaha baru, atau suami sampai usaha tersebut benar-benar stabil. Pada tahap awal usaha, istri dapat bekerja di tempat kerja yang lama, dan bergabung dengan usaha kita diwaktu kemudian.
• Pada tahap awal, kita dapat menyewa peralatan daripada membeli.
• Kita dapat mempekerjakan karyawan paruh waktu sebelum mempekerjakan karyawan penuh waktu.
• Kita dapat membeli peralatan bekas pakai (second hand).
• Kita dapat memperluas jumlah usaha tanpa menemui kesulitan keuangan.
• Kita dapat merencanakan perluasan usaha ketika keuntungan meningkat.
• Kita dapat meminjam atau menyewa peralatan sebelum membeli sendiri.
• b. Risiko Usaha
• Risiko adalah sesuatu yang selalu dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya sesuatu yang merugikan yang tidak diduga atau tidak diinginkan. Risiko usaha dapat berupa tidak berkembang, bangkrut, gagal, bahkan jatuh miskin dan hal-hal lain yang merupakan nilai-nilai negatif dalam kehidupan. Berbagai jenis resiko usaha telah kita pelajari di tingkat I. Coba buka kembali buku wirausahamu!
• Bagi seorang wirausaha, risiko adalah tantangan karena mengambil risiko merupakan bagian penting dalam mengubah ide menjadi kenyataan. Demikian pula pengambilan risiko bagi wirausaha berkaitan dengan kepercayaan pada dirinya. Semakin besar pula keyakinan pada kemampuan dirinya, semakin besar pada kesanggupan untuk menelurkan hasil dari keputusan yang diambil. Bagi orang yang bukan wirausaha (misalnya pegawai negeri) kegiatan tersebut merupakan risiko, tetapi bagi wirausaha adalah tantangan dan peluang untuk memperoleh hasil.
• Situasi yang mengandung risiko adalah situasi dimana kita dihadapkan pada dua pilihan atau lebih dan kita tidak dapat mengetahui hasil yang akan diperoleh dari setiap alternatif pilihan yang ada. Situasi risiko juga mengandung dua potensi bagi perusahaan, yaitu potensi kegagalan dan potensi sukses.
• Seorang wirausaha yang harus selalu mengambil keputusan dalam berbagai situasi walaupun situasi tersebut penuh ketidakpastian. Keputusan yang harus dipilih tersebut dapat berupa alternatif yang mengandung risiko atau alternatif yang konservatif, tergantung pada daya tarik setiap alternatif, sejauh mana seorang pengusaha bersedia untuk mengalami kerugian, prediksi atas kesuksesan dan kegagalan yang akan dialami, dan seberapa jauh seorang wirausaha dapat meningkatkan kemungkinan untuk sukses dan mengurangi kemungkinan untuk gagal.
• Terdapat beberapa pertanyaan bagi wirausaha sebelum memutuskan untuk mengambil risiko, yaitu:
• a. Apakah risiko yang mungkin terjadi sepadan dengan hasil usaha tersebut? Bila usaha yang bersifat judi (gambling) keluaran (outcome) yang keluar pasti lebih besar ruginya dari pada untungnya. Untuk memulai usaha harus melalui studi kelayakan untuk memperhitungkan risiko tersebut.
• b. Bagaimana risiko dapat dikurangi? Wirausaha harus bertindak efisien dengan mengurangi pengeluaran dana yang tidak ada kaitannya langsung dengan produksi. Dalam usaha yang masih kecil tidak perlu membuat lapangan tenis dan kolam renang. Bertindak yang efektif sehingga sasaran yang dituju akan mudah dicapai.
• c. Personalia yang bagaimana yang dapat mengurangi risiko ? Setiap kegiatan memerlukan sumber daya manusia. Setiap orang dituntut memberikan produktivitas kerja sebaik mungkin. Hal ini hanya mungkin bila “the right man on the right place”. Untuk meningkatkan produtivitas kerja setiap karyawan perlu dididik, dilatih, ditatar baik formal, informal maupun nonformal.
• d. Persiapan apa yang Kita lakukan sebelum mengambil risiko ? Yang utama ialah kesiapan sebagai pemimpin yang harus memiliki berbagai keterampilan (lihat risiko teknis). Selanjutnya harus memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi untuk seterusnya mengambil strategi yang tepat. Setelah kemungkinan risiko yang terjadi diperhitungkan, itu harus kita ikuti dengan semangat tidak mengenal menyerah (ausdauer), ibarat kuda menarik pedati yang menempuh jarak puluhan kilometer. Semua dengan perhitungan kuantitatif serta mempertimbangkan keterbatasan sebagai seorang wirausaha, yaitu kesehatan, waktu, keterampilan, kelelahan, usia, dan sebagainya itulah sebabnya jiwa wirausaha hanya dimiliki oleh sebagian kecil dari kelompok nelayan. Mereka berani berumah di pinggir pantai meskipun tahu suatu saat gelombang besar akan menghempaskan. Tetapi, mereka tahu bahwa ikan besar tidak ada di darat.

B. Faktor-faktor keberhasilan dan kegagalan usaha
Pada saat memulai bisnis, Wirausaha biasanya menghadapi risiko bisnis yang besar. Di Amerika Serikat lebih dari 3 juta bisnis baru dimulai tiap tahunnya, dan dua pertiga dari bisnis tersebut bergerak sebagai bisnis/usaha kecil. Rata-rata kegagalan diantara bisnis baru ini cukup mengganggu. Berdasarkan penelitian, 25 sampai 33 persen usaha kecil mengalami kegagalan selama dua tahun pertama masa operasinya.
Ada beberapa faktor pendukung dan penghambat keberhasilan usaha. Faktor-faktor pendukung keberhasilan usaha antara lain:
1. Faktor manusia.
Manusia merupakan makhluk hidup yang paling mulia, terhormat dan banyak akalnya. Dengan modal dasar yang dimilikinya, manusia dapat mewujudkan tujuan hidup yang diinginkannya. Manusia adalah orang yang terlibat dalam kegiatan usaha untuk memperoleh keuntungan. Oleh karena itu maju mundurnya suatu usaha tergantung pada manusianya sendiri. Pada buku tingkat I, kita telah mempelajari tentang faktor keberhasilan seorang wirausaha (coba pelajari lagi), yaitu :
1) Komitmen : Untuk berhasil dalam suatu usaha, diperlukan komitmen Kita. Ini berarti Kita harus berpikir bahwa usaha Kita sangat penting. Apakah Kita bersedia untuk bekerja dengan jam kerja yang panjang?
2) Motivasi : Keberhasilan usaha Kita lebih mungkin tercapai apabila Kita betul-betul ingin menjadi penguasaha. Mengapa Kita ingin memulai usaha sendiri? Jika hanya karena ingin melakukan sesuatu maka peluang Kita akan lebih kecil
3) Kejujuran : Apabilan Kita tidak menjaga nama baik, maka halitu segera akan diketahui oleh banyak orang, dan Kita akan kehilangan reputasi yang busuk tidak baik bagi usaha Kita.
4) Kesehatan : Kita harus sehat sebab kalau tidak, Kita tidak akan dapat memenuhi komitmen terhadap usaha Kita. Kekhawatiran yang berlebihan terhadap usaha Kita akan menimbulkan stress sehingga kesehatan Kita menurun.
5) Mengambil risiko : Tidak ada satupun usaha yang mutlak aman. Usaha Kita pun mempunyai risiko kegaglan. Oleh karena itu, Kita harus bersedia untuk mengambil risiko, tetapi Kita tidak boleh mengambil risiko bodoh. Risiko apa yang kemungkinan akan Kita tanggung, dan resiko apa yang sebaiknya Kita ambil hendaknya dipikirkan masak-masak.
6) Membuat keputusan : Apabila Kita menjalankan usaha, maka Kita akan banyak membuat keputusan. Membuat keputusan yang sulit yang dapat mempengaruhi usaha Kita merupakan hal yang sangat penting dan harus dipikirkan secara serius. Misalnya, Kita harus memberhentikan karyawan Kita yang bekerja keras dan setia. Lakukan hal itu apabila perlu, dan jangan mempertahankan karyawan yang tidak dapat Kita bayar.
7) Keadaan keluarga : Menjalankan usaha banyak menyita waktu Kita. Oleh karena itu dukungan dari keluarga Kita sangat penting. Mereka perlu sependapat dengan gagasan Kita dan siap untuk mendukung rencana usaha Kita.
8) Keterampilan mengelola usaha : Ini adalah keterampilan yang Kita perlukan untuk menjalankan usaha. Keterampilan dalam bidang penjualan adalah yang paling penting, tetapi keterampilan dalam bidang lain juga diperlukan, misalnya keterampilan dalam pengelolaan biaya dan pembukuan.
9) Keterampilan teknis : Ini adalah keterampilan yang Kita perlukan untuk memproduksi barang atau menyediakan jasa. Keterampilan ini tergantung dari jenis usaha yang Kita rencanakan untuk dimulai.
10) Pengetahuan tentang jenis usaha Kita : Pengetahuan Kita tentang jenis usaha adalah sangat penting. Dengan pengetahuan itu kemungkinan besar Kita akan berhasil.
Betapapun canggih teknologi, akan tetapi jika manusianya pemalas, bodoh, apatis tidak memiliki etos kerja yang baik, tidak bertanggungjawab, sudah barang tentu segala kegiatan bisnisnya tidak akan maju.
2. Faktor keuangan.
Faktor ini merupakan faktor penunjang dalam keberhasilan dan pendukung di dalam menggiatkan usaha. Keuangan dipergunakan untuk modal operasional perusahaan, baik untuk produksi, membeli bahan baku, promosi, pemasaran, tenaga kerja dan lain sebagainya. Fungsi keuangan di dalam bisnis menitikberatkan kepada upaya menjaga sirkulasi arus uang di dalam kegiatan usaha agar tetap stabil.
3. Faktor permodalan.
Perusahaan yang ingin maju dan ingin mempertahankan kelangsungan hidupnya, harus dapat menarik dan menggali sumber permodalan untuk perusahaan, baik dari dalam maupun dari luar. Sumber permodalan perusahaan selalu berhubungan dengan masalah keuangan perusahaan. Tetapi sebenarnya yang termasuk permodalan meliputi juga barang-barang yang digunakan untuk kegiatan usaha. Modal perusahaan pada umumnya terdiri dari modal sendiri dan modal asing (eksternal).
4. Faktor perencanaan.
Perencanaan berfungsi untuk menentukan dan merumuskan tujuan akhir. Dalam perencanaan meliputi merumuskan maksud bidang usaha yang ditujukan dan dituangkan dalam bentuk sasaran yang akan dicapai oleh perusahaan. Di dalam perencanaan harus diperinci lebih lanjut dalam berbagai kebijakan, program, proyek, prosedur, peraturan dan anggaran perusahaan. Dengan adanya perencanaan yang baik, maka setiap unsur pimpinan, staf, karyawan di dalam menjalankan kerjanya mempunyai pedoman di dalam membuat keputusan. Selain itu perencanaan juga berperan sebagai alat pengawasan dan pengendalian di dalam kegiatan usaha. Dalam perencanaan mestinya paling tidak memuat/meliputi:
• Produk apa yang akan dijual/dihasilkan.
• Berapa jumlah dana yang diperlukan.
• Berapa jumlah jumlah produk yang akan dibuat/dijual.
• Berapa dan kualifikasi apa, karyawan yang diperlukan.
• Kemana produk tersebut akan dipasarkan.
5. Faktor organisasi.
Organisasi merupakan wadah kegiatan yang ada dan perlu agar tercapai tujuan yang diharapkan. Dalam organisasi pengelolaan usaha fungsinya adalah untuk menetapkan kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan, pengelompokan kegiatan yang nantinya akan menjadi bidang kegiatan dalam usaha. Dalam organisasi juga perlu adanya wewenang dan tanggungjawab, agar tindakan dan keputusan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Dengan adanya organisasi dapat:
• Mempertegas hubungan para anggota/karyawan.
• Menciptakan hubungan yang baik antar anggota/karyawan.
• Mengetahui tugas yang dijalankan para karyawan.
• Mengetahui kepada siapa para karyawan harus bertanggungjawab.
6. Faktor manajemen bisnis.
Manajemen usaha yang baik akan membantu di dalam tercapainya keberhasilan usaha. Pengelolaan usaha ini mencakup banyak hal, di antaranya masalah penggunaan dana perusahaan. Manajemen usaha juga meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, dan pengendaliannya.
7. Faktor pajak dan asuransi.
Membayar pajak merupakan wujud imbal balik antara pelaku usaha dengan pemerintah sebagai pengatur dan penyedia sebagian fasilitas usaha. Perusahaan yang teratur membayar pajak, berarti perusahaan itu membantu program pemerintah dalam pembangunan. Perusahaan yang baik akan melakukan asuransi terhadap aset perusahaan termasuk karyawan. Mengasuransikan perusahaan berarti berjaga-jaga untuk mengurangi risiko yang akan terjadi, bilamana perusahaan itu mengalami musibah.
8. Faktor fasilitas pemerintah.
Fasilitas yang diberikan pemerintah, khususnya pemerintah daerah sangat diperlukan sekali. Di antaranya memberikan kemudahan di dalam mengurus dan memperoleh segala izin usaha yang diperlukan. Dengan adanya fasilitas dari pemerintah daerah akan mendukung keberhasilan kegiatan usaha. Jika perusahaan yang bersangkutan maju dan berkembang pesat, akan menunjang :
• Pemasukan pajak.
• Pembangunan daerah.
• Sosial dan budaya masyarakat setempat.
• Di dalam mengentaskan kemiskinan.
• Di dalam ketenagakerjaan (pengentasan pengangguran).
• Pembangunan pendidikan dll.
9. Faktor administrasi bisnis.
Bisnis apapun yang dijalankan perlu sekali mencatat kejadian-kejadian di dalam kegiatan usahanya baik transaksi dagang, negosiasi bisnis, pemasaran produk dll. Pengelola usaha yang baik selalu mencatat dan mendokumenkan segala kejadian yang berhubungan dengan bisnis dalam bentuk misalnya, pembukuan, administrasi, keuntungan, kerugian, penambahan modal, karyawan, mitra bisnis, pesaing, pelanggan, pasar, persediaan dan sebagainya.
10. Faktor komunikasi.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Mengenai komunikasi coba lihat kembali pada materi tingkat I bab IV dan VII. Sebagus apapun kemampuan pelaku usaha, perencanaan, kekuatan modal, fasilitas, dan lain-lain tersebut tidak akan menghasilkan sesuatu secara maksimal jika gagal dikomunikasikan. Oleh karena itu komunikasi merupakan faktor penting dalam keberhasilan usaha, terutama dalam aspek pemasaran/promosi. Ketrampilan di dalam berkomunikasi dengan badan usaha lainnya adalah merupakan modal dasar menuju keberhasilan dalam usaha.
Banyak orang yang berhasil dalam usahanya tetapi tidak mempunyai semua karakteristik atau keterampilan yang diperlukan ketika mereka memulainya. Keterampilan dapat dipelajari, karakteristik dapat dikembangkan, dan keadaan dapat diubah atau diperbaiki. Apabila perlu, kita dapat bekerja dengan kelemahan kita, kemudian mengubah kelemahan tersebut menjadi kekuatan. Berikut adalah beberapa cara untuk meningkatkan kekuatan sebagai pengusaha, yaitu minta bantuan kepada orang lain, mengikuti pelatihan, mengamati usaha orang lain, dan membaca buku.
• Apabila dinilai bahwa keterampilan teknis kita adalah lemah, carilah cara agar dapat memperoleh keterampilan teknis tersebut untuk usaha. Misalnya, mengikuti pelatihan, mempekerjakan tenaga yang terampil atau mendapatkan mitra kerja yang mempunyai keterampilan yang tepat.
• Apabila dinilai bahwa keterampilan tentang pengelolaan usaha adalah lemah, kita dapat belajar dengan membaca buku tentang pengelolaan usaha. Program meningkatkan usaha akan mengajarkan lebih banyak tentang pemasaran, pembelian, pengawasan, persediaan barang, pembiayaan, pembukuan, perencanaan usaha, dan aspek penting lainnya dalam melaksanakan usaha kecil.
• Apabila dinilai bahwa pengetahuan kita tentang jenis usaha adalah lemah maka sebaiknya bekerja sama dengan mitra kerja yang berpengalaman atau seseorang yang mampu memberikan nasehat kepada Kita tentang masalah tersebut.
Di samping mempertimbangkan risiko bisnis, Wirausaha juga menghadapi risiko finansial, selama mereka menginvestasikan sebagian besar atau semua kekayaannya dalam bisnis. Mereka mengambil risiko karir dengan meninggalkan pekerjaan yang aman untuk suatu pekerjaan yang mengandung risiko dengan masa depan yang penuh ketidakpastian. Mereka juga mebuat risiko keluarga dan sosial karena kebutuhan untuk memulai dan mengelola bisnis yang baru hanya menyisakan sedikit waktu untuk memperhatikan keluarga dan teman.
Selain keterampilan usaha, tersedianya uang yang cukup untuk memulai suatu usaha juga penting. Dalam hal ini, kita tidak bisa mengharapkan untuk mengharapkan untuk mendapat pinjaman dari bank apabila kita tidak mempunyai tabungan atau jaminan yang dapat diterima. Kita harus menggunakan sebagian uang kita sendiri untuk memulai suatu usaha. Kita tidak boleh menggunakan seluruh uang sendiri untuk memulai usaha, sebab apabila keluarga kita tidak mempunyai sumber pendapatan lain maka semua biaya pribadi dan keluarga harus dibayar dari tabungan sampai usaha kita dapat membantu keluarga kita. Pada umumnya, suatu usaha baru harus berjalan paling sedikit tiga bulan sebelum mendapat keuntungan yang cukup untuk membiayai hidup pemilik usaha. produksi yang akan kami jadikan sebagai acuan bagi kerja sama produksi tersebut.
Ada tiga penyebab yang menjadi alasan kegagalan bisnis wirausaha baru, yaitu
a. Mereka masuk ke dalam bisnis terlalu cepat. Mereka terjun ke dalam suatu pekerjaan baru yang mengandung risiko terlalu tergesa-gesa, tanpa melakukan perencanaan yang mendalam. Mereka tidak menganalisis kekuatan dan kelemahannya.
b. Mereka kehabisan uang. Jika Kita tidak dapat menyelaraskan daftar gaji/upah atau membayar rekening-rekening Kita, Kita akan ke luar dari bisnis. Perencanaan kebutuhan uang yang realistik merupakan hal yang sangat penting. Perkiraan kebutuhan kas merupakan prioritas utama sebelum memulai bisnis ini.
c. Kegagalan perencanaan jelas merupakan suatu kesalahan. Rencana bisnis yang terperinci mendorong Wirausaha untuk berpikir ke depan, merefleksikan, dan memutuskan bagaimana agar maju. Rencana bisnis ini harus secara tertulis.
Selain itu dari sisi manusia (wirausahawannya) juga memiliki potensi kegagalan dalam menjalankan usaha (lihat kembali materi tingkat I) antara lain; tidak kompeten dalam manajerial, kurang pengalaman, kurang sungguh-sunguh dalam berusaha, tidak mampu melakukan peralihan kewirausahaan, suka meremehkan mutu, suka boros dan mengambil jalan pintas, tidak percaya diri, tidak disiplin, dan suka mengabaikan tangung jawab.
Siapa yang tidak mau usahanya berhasil dan menjadi kaya. Semua orang tentu berharap demikian. Sayangnya sebagian usaha yang telah dilakukan tidak berbuah manis atau gagal. Meskipun sudah dilakukan penelitian secara cermat, setiap bisnis atau usaha tidak dijamin seratus persen akan berhasil. Ada banyak hal yang menyebabkan usaha tersebut mengalami kegagalan. Berdasarkan penelitian, ada beberapa faktor yang menjadi pemicu kegagalan dalam berbisnis, diantaranya justru kesalahan-kesalahan atau kebiasaan yang sering dilakukan oleh wirausahawan itu sendiri. Beberapa hal berikut ini adalah kesalahan yang sering terjadi dan kurang mendapat perhatian:
1. Tidak menentukan tujuan
Tujuan itu penting dan tanpa tujuan yang jelas maka bisnis akan gagal. Namun sebenarnya tidak hanya dalam bisnis saja tapi juga dalam kehidupan sehari- hari pun jika kita tidak menetapkan tujuan pastilah akan sulit melangkah. Misalnya kita ingin mendapatkan keuntungan ratusan juta tiap bulan, maka disinilah tercipta plan dan action untuk mencapai tujuan itu. Jika tidak ada tujuan tentu tidak akan ada action yang dilakukan.
2. Tidak melakukan budgeting
Budgeting adalah proses pembuatan anggaran pendapatan dan belanja. Budgeting penting untuk melakukan perencanaan keuangan dalam usaha kita. Dengan perencanaan keuangan yang baik, kita akan mudah sekali mengetahui berapa jumlah pemasukan dan pengeluaran usaha kita sehingga bisa dijadikan alat kontrol dalam usaha.
3. Tidak mencatat pengeluaran
Biasanya kita sering menganggap remeh pengeluaran kecil, misalnya mengeluarkan seribu rupiah untuk membeli makanan dan tidak mencatatnya. Padahal jika kita mengeluarkan seribu rupiah dalam sebulan mencapai 200 kali berarti kita telah membuang uang 200 ribu rupiah. Intinya, semua arus keuangan keluar masuk harus tercatat sehingga terlihat apakah kita memperoleh keuntungan atau tidak.
4. Terlalu memercayai orang lain dalam hal keuangan
Kita biasanya menyerahkan urusan keuangan pada orang lain karena kesibukan kita di pekerjaan. Tapi, perlu diingat bahwa orang kepercayaan hanyalah manusia biasa yang sewaktu-waktu dapat melakukan kesalahan. Sebaiknya untuk urusan keuangan kita lakukan pemeriksaan secara periodik.
5. Mencampuradukan uang hasil usaha dan penghasilan dari bekerja
Tidak jarang bila kita mencampuradukkan semua pemasukan baik dari hasil usaha maupun dari uang pribadi. Sistem seperti ini tidak bagus karena kita tidak akan tahu persis berapa uang yang dikeluarkan untuk usaha dan pribadi. Sehingga kita akan sering melakukan subsidi silang antara uang pribadi dan usaha. Jika perputaran uang dari usahanya memang bagus mungkin tidak akan membawa dampak besar, tetapi jika usaha kita banyak membutuhkan suntikan dana untuk kebutuhan sehari- hari maka lama- kelamaan uang kita akan habis.
Selain faktor- faktor diatas penyebab kegagalan usaha juga dapat disebabkan oleh:
1. Data dan informasi yang tidak lengkap. Saat melakukan perencanaan data dan informasi yang disajikan kurang lengkap sehingga hal- hal yang seharusnya menjadi penilaian tidak ada. Sehingga sebelum usaha dijalankan sebaiknya kumpulkan data dan informasi yang selengkap- lengkapnya.
2. Salah perhitungan. Mungkin dalam melakukan penghitungan salah menggunakan rumus sehinga data yang dihasilkan tidak akurat. Oleh sebab itu dibutuhkan tenaga ahli yang kital di bidangnya.
3. Pelaksanaan pekerjaan salah. Para pelaksana usaha (manajemen) di lapangan tidak mengerjakan usaha secara benar atau tidak sesuai dengan pedoman yang sudah ditetapkan.
4. Kondisi lingkungan. Saat melakukan penelitian sudah selesai dengan tepat dan benar namun dalam perjalanannya terjadi perubahan lingkungan seperti: perubahan ekonomi, politik, hukum, sosial, dan perubahan perilaku masyarakat serta adanya bencana alam.
5. Unsur sengaja. Karyawan sengaja melakukan kesalahan yang tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya dengan berbagai sebab.
Paulus Winarto, penulis sejumlah buku best seller nasional, First Step to be An Entrepreneur, mengatakan, mereka yang hendak menjadi pengusaha (membuka usaha sendiri) sebaiknya menyiapkan diri untuk tegar menghadapi setiap tantangan dan menghadapi setiap risiko seburuk apapun. Sifat tak mudah putus asa dan mau terus belajar, menjadi modal penting yang tak sekadar modal materi.
Menurut Purdi Chandra, pengusaha sukses master franchise lembaga pendidikan Primagama Group, mengatakan jika kunci sukses seorang entrepeneur terletak pada keberanian. Keberanian memulai usaha, keberanian mencari peluang baru, dan keberanian menghadapi risiko kegagalan. Banyak orang di negeri ini yang kaya ide tapi miskin keberanian (mewujudkan ide), yang akhirnya membuat mereka tak pernah jadi kaya, tapi hanya mimpi, tegas Purdi.
Safir Senduk, konsultan keuangan dan pemilik situs keuangan perencanakeuangan.com, dalam artikelnya, mengatakan sudah waktunya kita berpikir untuk membuka lapangan kerja bukan mengkitalkan melamar pekerjaan. Lapangan kerja yang makin sempit dengan banyak saingan, dan biaya hidup yang tinggi mencekik, memaksa kita harus berpikir keras bagaimana cara menambah penghasilan atau mencari penghasilan yang sesuai dengan tingkat inflasi.
Safir menyarankan untuk memulai usaha sendiri secara bertahap sampai bisnis Kita mulai merangkak naik, khususnya jika Kita masih punya pekerjaan utama. Jika ternyata di perjalanan usaha jadi besar, barulah Kita memutuskan untuk total menjalankannya dan menggaji pegawai untuk membantu Kita. Yang penting jangan takut untuk mencari peluang dan mengambil keuntungan. Kalau memang bisa untung besar tentu dengan perhitungan matang, Kita tidak perlu merasa bersalah karena tujuan dari bisnis sendiri adalah mencari keuntungan sebesar-besarnya. Sebelum memulai membuka usaha sendiri, ada beberapa poin yang perlu diperhatikan sebagai panduan agar tak salah melangkah dan meminimalkan kerugian. Apa saja?
1. Pilih bidang usaha yang masih jarang dijalankan orang atau sedikit saingan.
2. Cari spesifikasi khusus, misalnya butik khusus untuk yang bertubuh gemuk.
3. Lokasi strategis dan sesuai dengan segmen bidang usaha.
4. Perhatikan pula biaya-biaya yang menyertai lokasi itu, misalnya sewa gedung, listrik, air, transportasi, dan sejenisnya.

C. Mengembangkan ide dan peluang usaha
Pada umumnya proses pertumbuhan kewirausahaan pada usaha kecil memiliki tiga ciri penting yaitu :
1. Tahap imitasi dan duplikasi. Pada tahap ini para wirausaha mulai meniru ide orang lain, misalnya menciptakan jenis produk yang sudah ada. Ketrampilan pada tahap ini diperoleh melalui magang, pengalaman pribadi, atau pengamatan.
2. Tahap duplikasi dan pengembangan. Pada tahap ini para wirausahawan mulai mengembangkan ide barunya, misalnya diversifikasi dan diferensiasi dengan desain sendiri, bigutu pula dengan kegiatan organisasi usaha dan pemasaran. Pada tahap ini terjadi perkembangan yang lambat dan cenderung kurang dinamis, namun sudah ada sedikit perubahan. Pemasaran cenderung dikuasai olem pengepul (monopsoni). Beberapa wirausaha ada juga yang mengikuti model pemasaran dan cenderung sebagai pengikut pasan (market follower).
3. Tahap menciptakan sendiri barang dan jasa baru yang berbeda. Pada tahap ini wirausaha mulai bosan dengan proses produksi yang sudah ada, keingintahuan dan ketidakpuasan terhadap hasil yang sudah ada mulai timbul sehingga tercipta semangat dan keinginan untuk mencapai hasil yang lebih unggul. Pada tahau ini organisasi usaha juga mulai diperluas dengan skala yang lebih luas. Penciptaan produk sendiri berdasarkan pengamatan pasar dan kebutuhan konsumen, serta adanya keinginan untuk menjadi penantang, bahkan pemimpin pasar.
Agar ide-ide potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka wirausaha barus bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus menerus. Proses penjaringan ide (screening) merupakan suatu cara terbaik untuk menuangkan ide potensial menjadi produk dan jasa riil. Langkah penjaringan ide sebagai berikut:
1. Menciptakan produk baru yang berbeda. Ketika ide dimunculkan secara riil (dalam bentuk barang/jasa), maka barang/jasa tersebut harus berbeda dengan yang sudah ada, dan harus menciptakan nilai bagi pembeli atau penggunanya. Oleh karena itu, wirausaha harus benar-benar mengetahui perilaku konsumen di pasar, paling tidak dalam hal permintaan terhadap barang/jasa dan waktu penyerahan/permintaan barang/jasa.
2. Mengamati pintu peluang. Dengan mengamati potensi yang dimiliki pesaing dalam mempertahankan posisi pasar, kekuatan (pengembangan produk, dukungan keuangan) dan kelemahan pesaing, wirausaha akan mendapatkan pintu peluang. Menurut Zimmerer, ada beberapa keadaan yang dapat dijadikan sebagai peluang, yaitu :
a. produk baru harus segera dipasarkan dalam jangka waktu yang relatif singkat.
b. saat dimana pesaing tidak begitu agresif untuk mengembangkan strategi produknya.
c. pesaing tidak memiliki teknologi canggih.
d. pesaing sejak awal tidak memiliki strategi dalam mempertahankan posisi pasarnya.
e. perusahaan baru memiliki kemampuan dan sumber-sumber untuk menghasilkan produk barunya.
3. Analisis produk dan proses produksi secara mendalam. Analisis ini sangat penting untuk menjamin apakah jumlah dan kualitas prduk yang dihasilkan memadai atau tidak. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk membuat produk tersebut? Apakah biaya yang kita keluarkan lebih efisien daripada biaya yang dikeluarkan oleh pesaing?
4. Menaksir biaya awal, yaitu biaya yang diperlukan oleh usaha baru. Darimana sumbernya dan untuk apa digunakan? Berapa yang diperlukan untuk operasi, perluasan, dan biaya lain?
5. Memperhitungkan risiko yang mungkin terjadi, misalnya risiko teknik, finansial, dan pesaing. Risiko pesaing adalah kemampuan dan kesediaan pesaing utnutk mempertahankan posisinya dipasar. Risiko pesaing meliputi pertanyaan: (1) kemungkinan kesamaan dan keunggulan produk apa yang dikembangkan pesaing?; (2) tingkat keberhasilan apa yang telah dicapai oleh pesaing dalam mengenbangkan produknya; (3) seberapa jauh dukungan keuangan pesaing bagi pengembangan produk baru dan produk yang diperkenalkannnya; (4) apakah perusahaan baru cukup kuat untuk mengatasi serangan-serangan pesaing?
Risiko teknik berhubungan dengan proses pengembangan produk yang cocok dengan yang diharapkan atau menyangkut suatu obyek penentu apakah ide secara aktual dapat ditransformasi menjadi produk yang siap dipasarkan dengan kapabilitas dan karakteristiknya.
Risiko finansial adalah risiko yang timbul sebagai akibat ketidakcukupan finansial, baik dalam tahap pengembangan produk baru maupun dalam menciptakan dan mempertahankan perusahaan untuk mendukung biaya produk baru. Analisis SWOT sangat penting dalam menciptakan keberhasilan perusahaan baru.
Sebelum bisnis baru dimulai, harus diadakan penelitian apakah bisnis yang akan dirintis atau tidak. Bila menguntungkan, apakah keuntungan tersebut memadai dan dapat diperoleh secara terus-menerus dalam waktu yang lama? Untuk itu ada dua analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui layak tidaknya suatu bisnis, yaitu studi kelayakan usaha dan analisis SWOT.
Studi kelayakan usaha atau analisis proyek bisnis adalah penelitian tentang layak atau tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan menguntungkan secara terus-menerus. Studi ini pada dasarnya membahas berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan dan proses pemilihan proyek bisnis agar mampu memberikan manfaat ekonomis dan sosial sepanjang waktu. Dalam hal ini pertimbangan ekonomis dan teknis sangat penting karena akan dijadikan dasar implementasi kegiatan usaha. Hasil studi kelayakan usaha bisa digunakan untuk :
1. Merintis usaha baru baik pengadan barang/ jasa.
2. Mengembangkan usaha yang sudah ada.
3. Memilih jenis usaha atau investasi yang paling menguntungkan.
Adapun pihak yang memerlukan dan berkepentingan dengan studi kelayakan usaha di antaranya:
1. Pihak wirausaha (pemilik perusahaan), untuk menghindari munculnya kegagalan/kerugian dan memberikan keuntungan sepanjang waktu.
2. Investor atau penykitang dana, untuk memilih jenis investasi yang paling menguntungkan dan memberikan jaminan atas modal yang ditanam.
3. Masyarakat dan pemerintah, untuk menilai dampak sosial, pertimbangan perizinan dan penyediaan fasilitas usaha.
Studi kelayakan dapat dilakukan melalui tahap-tahap berikut:
1. Tahap penemuan ide (gagasan). Wirausaha merumuskan dan mengidentifikasi gagasan usaha baru.
2. Tahap formulasi tujuan. Yaitu tahap perumusan visi dan misi bisnis, setelah ide bisnis dirumuskan.
3. Tahap analisis. Yaitu proses sistematis yang dilakukan untuk membuat suatu keputusan layak tidaknya melakukan bisnis. Tahap ini bisa dilakukan seperti melakukan penelitian ilmiah, yaitu dimulai dari mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menarik kesimpulan (dilaksanakan atau tidak dilaksanakan). Aspek yang harus diamati terdiri dari :
a. Aspek pasar, mencakup produk yang akan dipasarkan, peluang, permintaan dan penawaran, harga, segmentasi, pasar sasaran, ukuran, perkembangan, dan struktur pasar serta strategi pesaing.
b. Aspek teknis produksi/operasi, meliputi lokasi, gedung bangunan, mesin dan peralatan, bahan baku dan bahan penolong, tenaga kerja, metode produksi dan tata letak pabrik.
c. Aspek manajemen, meliputi organisasi, pengelolaan tenaga kerja, kepemilikan, yuridis, lingkungan.
d. Aspek finansial/keuangan, meliputi sumber dana dan penggunaannya, proyeksi biaya, pendapatan, keuntungan, dan arus kas.
4. Tahap keputusan, keputusan bisnis biasanya berdasarkan beberapa kriteris investasi seperti periode pembayaran kembali (pay back period), nilai sekarang bersih (net present value), tingkat pengembalian internal (internal rate of return).
Seorang wirausaha dapat menambah nilai suatu barang dan jasa melalui inovasi. Keberhasilan dapat dicapai apabila wirausaha menggunakan produk, proses dan jasa-jasa inovasi sebagai alat untuk menggali perubahan. Oleh sebab itu, inovasi merupakan instrumen penting untuk memberdayakan sumber-sumber agar menghasilkan sesuatu yang baru dan menciptakan nilai. Wirausaha dapat menciptakan nilai dengan mengubah semua tantangan menjadi peluang melalui ide- ide dan akhirnya menjadi pengendali usaha.
Menurut Zimmerer, kreativitas sering kali muncul dalam bentuk ide untuk menghasilkan barang dan jasa baru. Ide bukanlah peluang dan tidak akan muncul apabila wirausaha tidak mengadakan evaluasi dan pengamatan secara terus-menerus. Bagaimanakah ide dapat menjadi peluang? Di antaranya adalah:
1. Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan metode yang lebih baik untuk melayani dan memuaskan pelanggan.
2. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi pekerjaan yang dilakukan.
3. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru
Hasil dari ide-ide tersebut secara keseluruhan adalah perubahan dalam bentuk arahan atau petunjuk bagi perusahaan. Banyak wirausaha yang berhasil bukan atas ide sendiri tetapi hasil pengamatan dan penerapan ide- ide orang lain yang bisa dijadikan peluang.
Lisa Hammond, pendiri katalog barang yang dihasilkan oleh pengusaha wanita, dalam bukunya Dream Big mengatakan bahwa jika ingin mencari ”panggilan bisnis” yang cocok, amati sekeliling dan catatlah semua hal yang menarik perhatian Kita. Lisa Hammond sudah melakukan strategi ini. Lisa sudah memiliki mimpi untuk terjun dalam bisnis yang bisa membantu para pebisnis wanita. Tetapi ia belum tahu bisnis apa yang harus ditekuninya. Untuk itu, ia membuka-buka majalah, surat kabar, pergi keliling kota, mengunjungi tempat-tempat yang dianggapnya menarik, dan berbicara pada orang-orang yang dianggapnya bisa memberikan ide bisnis. Setiap kali ia menemukan ide yang menarik, ia mencatatnya dalam Buku Ide Bisnisnya. Catatannya bisa berupa foto, satu kata, satu kalimat, satu guntingan gambar, artikel ataupun iklan. Semua ia kumpulkan sedikit demi sedikit. Beberapa buku sudah ia habiskan untuk mengumpulkan ide bisnisnya, sampai akhirnya ia menemukan ide bisnis yang paling pas untuknya, yaitu membuat Femail, katalog barang yang dihasilkan pengusaha wanita.
Cari Niche Market. Niche market adalah pasar khusus dengan kebutuhan khusus. Pasar ini memang pada awalnya tidak terlalu besar, tetapi memiliki pelanggan yang loyal jika kebutuhan mereka bisa terpenuhi. Misalnya: begitu banyak majalah untuk wanita dan keluarga, kemudian salah satu penerbit majalah mendapat ide untuk meluncurkan majalah untuk para orang tua yang memiliki balita. Biasanya para orang tua (terutama yang baru memiliki anak pertama) belum paham mengenai cara mengurus anak dan mereka sangat butuh informasi mengenai segala sesuatu yang menyangkut perawatan anak balita mereka.
Lalu mengapa memulai dari niche market? Jika baru memulai usaha, dan Kita ingin memulai usaha dari skala kecil, niche market merupakan titik awal yang paling aman. Para pengusaha besar biasanya tidak bermain di pasar niche market, jadi persaingan juga relatif lebih mudah ditangani, dan target pasar di niche market umumnya akan menjadi loyal jika mereka memang dilayani dengan baik dan kebutuhan mereka dapat dipenuhi dengan tepat.
Setelah menetapkan ide bisnis yang rinci yang akan dijalankan, berikut adalah langkah-langkah yang perlu diperhatikan untuk memulai ide bisnis tersebut.
1. Lakukan Penelitian. Jika hanya memiliki modal terbatas, dan masih belum siap secara keuangan untuk benar-benar lepas dari pekerjaan tetap Kita. Kita bisa memulai dari skala kecil, misalnya dengan melayani keluarga, tetangga atau kenalan, ataupun mulai dari usaha rumah tangga. Upaya ini dilakukan untuk melakukan tes pasar: bagaimana reaksi orang terhadap produk yang Kita tawarkan, apakah produk tersebut sudah baik, atau masih memerlukan perbaikan di beberapa bagian. Semua kegiatan ini merupakan penelitian yang Kita lakukan, dan hasilnya bisa dijadikan pelajaran berharga untuk melakukan perbaikan sedikit demi sedikit sehingga produk Kita benar-benar siap diluncurkan dengan skala yang lebih besar. Misalnya jika ingin berbisnis di bidang kue kering. Kita bisa menawarkan kue kering tersebut pada hari-hari raya kepada teman atau keluarga. Ketika mereka membeli jangan lupa menanyakan pendapat mereka mengenai produk tersebut (rasanya, tampilannya, harganya, bungkusnya). Pendapat ini dapat dijadikan masukan bagi perbaikan kualitas kue berikutnya.
2. Susun Rencana Tindakan. Setelah hasil penelitian yang Kita lakukan dipelajari dengan saksama, langkah selanjutnya adalah menindaklanjuti hasil penelitian tersebut dengan menyusun rencana yang lebih rinci untuk perbaikan dan peluncuran produk ke pasar yang lebih besar. Perencanaan ini bisa mencakup antara lain: penetapan nama produk, packaging dari produk, perbaikan proses produksi, jalur distribusi yang dipilih, modal tambahan yang diperlukan, orang-orang yang akan diajak bekerja sama (baik sebagai penanam modal, pegawai, ataupun penyalur produk), dan strategi pemasaran yang akan dijalankan (misalnya: dengan brosur, catalog, melalui website, e-mailing list, atau iklan di media komunitas RT/RW, organisasi sosial tempat Kita beraktivitas).
3. Implementasi Rencana. Rencana yang telah disusun perlu ditindaklanjuti dengan tindakan nyata. Jika memang modal terbatas, rencana bisa direalisasikan secara bertahap dalam jangka waktu yang lebih panjang (namun, deadline tetap perlu untuk ditetapkan, agar tetap terpacu untuk menyelesaikannya). Implementasi rencana perlu disertai dengan ketekunan dan kejelian untuk melakukan adaptasi terhadap situasi yang dihadapi. Mungkin saja perlu melakukan penyesuaian terhadap rencana karena kondisi saat ini tidak seperti yang telah diperkirakan sebelumnya (ada kenaikan harga yang drastis, ada perubahan tren, resesi ekonomi, ataupun bencana alam dan bencana sosial).
Berdasarkan hasil survey usaha yang paling besar peluang suksesnya adalah usaha yang dilatar belakangi oleh keahlian dan pengalaman serta hobi dan kesukaan kita. Penelitian di Amerika Serikat membuktikan bahwa usaha yang dilatarbelakangi oleh keahlian dan pengalaman kita sebelumnya kemungkinan suksesnya sebesar 43%. Sedangkan, usaha yang dilatarbelakangi oleh hobi, kesukaan, dan favorit, ternyata kemungkinan suksesnya juga cukup tinggi yaitu 30%.
Dalam memilih suatu usaha banyak orang yang sering bertanya “ Usaha apakah yang paling menguntungkan sekarang?” Apabila yang dicari adalah usaha yang paling menguntungkan sekarang berarti dari kata SEKARANG dapat diambil kesimpulan bahwa orang tersebut berpikir jangka pendek saja. Yang sekarang ini sedang menguntungkan sedangkan bagaimana nanti tidak dipikirkan. Seharusnya, usaha itu harus bersifat jangka panjang dan kontinu. Dan karena bertanya yang menguntungkan saja berarti orang itu tidak siap untuk rugi, dia hanya siap untung saja. Padahal suatu usaha bisa untung dan juga bisa rugi
Ada suatu nasihat dari seorang pengusaha sukses, dimana nasihat ini merupakan nasihat yang diajarkan “turun- temurun” dari pengusaha sukses, yaitu “ Usaha yang paling bagus adalah usaha yang dijalankan. Sedangkan usaha yang jelek adalah usaha yang hanya di angan- angan saja. Perhatikan cerita dibawah ini:
Bunda sekarang usaha A. Bulan Januari kemarin, untungnya Rp 5 juta. Lalu, bulan Februari untungnya Rp 3 juta. Eh bulan Maret, rugi 2 juta. Alhamdulillah bulan April, untung lagi 1 juta. Padahal jika saya menjalankan usaha B, untungnya bisa sampai 10 juta per bulan.
Sebetulnya usaha mana yang lebih bagus usaha A atau B? Tentunya yang lebih bagus adalah usaha A karena meskipun keuntungannya naik turun, bahkan pernah juga rugi, tetapi usaha A benar-benar memberikan keuntungan yang nyata. Sedangkan usaha B walaupun memberikan keuntungan yang lebih besar namun usaha tersebut tidak dijalankan. Jadi, usaha apapun dengan keuntungan sebesar apapun bila usaha tersebut tidak dijalankan tetap saja kita tidak untung.

E. Memetakan Peluang Usaha
Setalah pada sub bab mengembangkan ide dan peluang usaha kita mempelajari bagaimana sebuah ide kita proses/olah menjadi keputusan usaha, maka dalam sub bab ini akan dijelaskan bagaimana cara memasuki dunia usaha dan mengenai tren usaha masa mendatang. Dengan demikian para siswa akan mampu memposisikan dirinya secara tepat di atas pilihan usaha yang bisa berkembang dan bertahan secara konsisten (ajeg).
Bila dilihat dari sudut pandang perusahaan, salah satu cara yang paling efektif dalam melakukan diferensiasi adalah melalui jasa atau pelayanan yang diberikan. Hal ini membawa perubahan yang cukup mendasar dalam bisnis utama suatu perusahaan. Sebagai contoh bisns utama restoran bergeser dari sekedar melayani dan memuaskan rasa lapar menjadi rekreasi, atau arena bermain (wisata kuliner).
Menurut Fitzsimmons dan Sullivan (1982), perkembangan sektor jasa erat kaitannya dengan tahap-tahap perkembangan aktivitas ekonomi. Adapun tahap-tahap dalam perkembangan aktivitas ekonomi meliputi:
1. Primer (ekstraktif) meliputi pertanian, pertambangan, perikanan, dan kehutanan.
2. Sekunder (produksi barang), meliputi perakitan (manufacture) dan pemrosesan.
3. Tersier (jasa domestik) terdiri atas restoran dan hotel, salon, laundry dan dry cleaning, pemeliharaan dan reparasi.
4. Kuarter (perdagangan), meliputi transportasi, perdagangan eceran, komunikasi, keuangan dan asuransi, real estat, dan pemerintahan.
5. Kuiner (perbaikan dan peningkatan kapasitas manusia) terdiri atas kesehatan, pendidikan, riset, rekreasi, dan kesenian.
Tiga yang terakhir merupakan perkembangan aktivitas ekonomi bidang jasa. Berbagai faktor pemicu perkembangan sektor jasa yang demikian pesat di antaranya (Schoell dan Gultinan,1992):
1. Adanya peningkatan pengaruh sektor jasa dalam perekonomian.
2. Waktu luang/santai yang semakin banyak.
3. Persentase wanita yang masuk dalam angkatan kerja semakin besar.
4. Tingkat harapan hidup semakin meningkat.
5. Produk-produk yang dibutuhkan dan dihasilkan semakin kompleks.
6. Adanya peningkatan kompleksitas kehidupan.
7. Meingkatnya perhatian terhadap ekologi dan kelangkaan sumber daya alam.
8. Perubahan teknologi berlangsung semakin cepat.

Peluang Bisnis Sektor Jasa
Dalam kehidupan ekonomi, peranan sektor jasa makin lama makin meluas dan canggih. Kalau dulu pekerjaan sehari-hari banyak yang dikerjakan sendiri, sekarang dikerjakan oleh orang lain yang menyediakan jasa. Contohnya, ibu-ibu rumah tangga zaman sekarang cenderung tidak memasak sendiri makanannya, kaum perempuan lebih sering berdandan di salon dan lain-lain. Sektor jasa makin luas membuka kesempatan usaha dan lapangan pekerjaan, namun ada berbagai persyaratan keahlian dan ketrampilan yang harus dipenuhi.

Karakteristik Jasa
Seringkali dikatakan bahwa jasa memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari barang atau produk –produk manufaktur. Empat karakteristik yang paling sering dijumpai dalam jasa dan pembeda dari barang pada umumnya adalah (Payne, 2001:9):
1.Tidak berwujud
Jasa bersifat abstrak dan tidak berwujud, berarti jasa tidak dapat dilihat, dirasakan, dicicipi atau disentuh seperti yang dapat dirasakan dari suatu barang. Dampaknya adalah; jasa tidak dapat disimpan, tidak dapat dilindungi dengan hak paten, harga sukar ditetapkan, perusahaan sulit mempertunjukkan atau mengkomunikasikan jasa.
2.Heteregonitas
Jasa merupakan variabel non–standar dan sangat bervariasi. Artinya, karena jasa itu berupa suatu unjuk kerja, maka tidak ada hasil jasa yang sama walaupun dikerjakan oleh satu orang. Hal ini dikarenakan oleh interaksi manusia (karyawan dan konsumen) dengan segala perbedaan harapan dan persepsi yang menyertai interaksi tersebut. Dampaknya sangat sulit melakukan standarisasi dan pengendalian kualitas jasa.
3.Tidak dapat dipisahkan
Jasa umumnya dihasilkan dan dikonsumsi pada saat yang bersamaan, dengan partisipasi konsumen dalam proses tersebut. Berarti, konsumen harus berada di tempat jasa yang dimintanya, sehingga konsumen terlibat dan bahkan ikut ambil bagian dalam proses produksi tersebut. Dampaknya, produksi massa yang terpusat sangat sukar dilakukan.
4.Tidak tahan lama
Jasa tidak mungkin disimpan dalam persediaan. Artinya, jasa tidak bisa disimpan, dijual kembali kepada orang lain, atau dikembalikan kepada produsen jasa dimana ia membeli jasa.
Contoh dari bisnis jasa yang perkembangannya cukup pesat adalah:
1. Bisnis jasa: konsultan, keuangan, perbankan
2. Perdagangan jasa: eceran, pemeliharaan dan perbaikan
3. Jasa infrastruktur: komunikasi, transportasi
4. Jasa personal/sosial: restoran, perawatan kesehatan
5. Administrasi umum: pendidikan, pemerintah.

Waralaba (Franchise)
Di Indonesia, kata “Franchise” ditransalasikan sebagai “Waralaba” (wara berarti lebih; laba berarti untung), jadi waralaba berarti “Lebih Untung”. Pertumbuhan Franchise di Indonesia berawal dari masuknya waralaba asing pada tahun 1990an. KFC, McDonalds, Burger King, Wendys adalah sebagian dari jejaring waralaba asing yang masuk ke Indonesia pada awal-awal berkembangnya Franchise di Indonesia. Perusahaan-perusahaan waralaba lokal pun mulai bertumbuhan pada masa itu, salah satunya adalah yang termasuk pelopor waralaba lokal yaitu Es Teler 77.
Pada tahun 1991 berdiri Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) sebagai wadah yang menaungi pewaralaba dan terwaralaba. Diharapkan dengan berdirinya AFI ini dapat tercipta industri waralaba yang kuat dan dapat menjadi pendorong utama dalam pertumbuhan ekonomi nasional yang berbasiskan usaha kecil dan menengah.
Waralaba merupakan salah satu format bisnis digemari karena risiko kegagalan yang lebih kecil ketimbang mendirikan sebuah bisnis baru. Terutama bagi pebisnis pemula. Bicara tentang waralaba, ada banyak istilah terdapat di dalamnya.
Waralaba (franchise) sendiri merupakan bentuk kerjasama dimana pemberi waralaba (franchisor) memberikan ijin atau kepada penerima waralaba (franchisee). Ijin diberikan untuk menggunakan hak intelektualnya seperti nama, merek dagang, produk /jasa, sistem operasi usahanya dalam jangka waktu tertentu.
• Ada dua jenis waralaba yang sudah biasa dijalankan oleh pebisnis Tanah Air. Pertama, waralaba format bisnis, franchisor memberikan hak (lisensi) kepada franchisee untuk menjual produk/jasa menggunakan merek, identitas dari sistem yang dimiliki franchisor. Jenis yang terbanyak digunakan oleh pebisnis di Indonesia ini menawarkan sistem yang komplit dan konprehenship tentang tatacara menjalankan bisnis. Termasuk di dalamnya pelatihan dan konsultasi usaha dalam hal pemasaran, penjualan, pengelolaan stok, akunting, personalia, pemeliharaan, pengembangan bisnis.
• Kedua yaitu waralaba produk dan merek dagang, merupakan pemberian hak izin dan pengelolaan dari franchisor kepada franchisee untuk menjual produk dengan menggunakan merek dagang dalam bentuk keagenan, distributor atau lesensi penjualan. Pada jenis ini franchisor membantu franchisee memilih lokasi dan menyediakan jasa orang untuk pengembilan keputusan.
Franchisor membuat operating manual sebagai panduan operasional yang detail bagi franchisee tentang bagaimana melakukan fungsi-fungsi operasional dalam menjalankan bisnis. Bagian-bagian yang tercantum pada operating manual berkaitan dengan operasional, personalia, marketing, keuangan, kehumasan, customer service, perawatan dan sebagainya. Jangan sia-sia, penyimpangan terhadap manual operasional dapat menyebabkan franchisee kehilangan hak waralaba.
Modal awal yang harus disetorkan oleh franchisee pada saat memulai usaha waralabanya (initial investment) terdiri atas franchise fee, investasi untuk fixed asset, dan modal kerja untuk menutup operasi selama bulan-bulan awal usaha waralabanya. Franchisee fee untuk pembelian hak waralaba franchisee umumnya hanya dibayar sekali saja. Sebagian franchisor juga memberlakukan advertising fee (biaya periklanan) untuk membiayai pos pengeluaran/belanja iklan dari franchisor yang disebarluaskan secara nasional/international. Besarnya advertising fee maksimum 3 persen dari penjualan.
Sebaliknya franchisor berkewajiban kepada calon franchisee untuk menyajikan fakta berupa kondisi penjualan, personalia maupun keuangan dari franshisor kepada calon franchisee (disclosure). Selanjutnya disclosure agreement kadang dilakukan jika franchisor memberikan satu informasi baru berkaitan dengan usaha waralaba tersebut kepada para franchisee-nya.
Pemberian hak dari franchisor kepada franchisee tertuang dalam sebuah perjanjian waralaba yang berisi kumpulan persyaratan, ketentuan dan komitmen yang dibuat dan dikehendaki oleh franchisor bagi para franchisee-nya. Termasuk di dalam perjanjian tersebut hak dan kewajiban franchisee dan franchisor, misalnya dalam hal hak teritorial yang dimiliki franchisee, persyaratan lokasi, ketentuan pelatihan, biaya-biaya yang harus dibayarkan oleh franchisee kepada franchisor, lama perjanjian waralaba.

Bagaimana awal memilih bisnis Franchise yang tepat?
Ketika telah memutuskan bahwa bisnis franchise telah tepat, bagaimana memilih franchise yang tepat? Untuk memilih apakah tepat dan akan memenuhi mimpi bisnis, Anda harus mengetahui diri, keahlian, mimpi dan aspirasi Anda. Anda harus memulai proses tersebut dengan menganalisis diri. Anda dapat memulai dengan menginvestigasi beragam industri yang menarik bagi Anda.
Ketika telah mendapatkan dalam beberapa industri lebih sempit, pelajari area geografis dan memutuskan apakah di sana ada pasar untuk tipe bisnis tersebut. Jika ia, ikuti sebuah perencanaan riset dan mulai untuk mengontak perusahaan atau usaha waralaba yang Anda percaya potensial di wilayah Anda. Beberapa franchisor yang memiliki reputasi akan mengirimkan informasi luas tentang bisnis mereka tanpa mengenakan biaya.
Setelah menerima informasi tersebut, yang mana yang biasanya diperlihatkan pada surat edaran penawaran, Anda harus membacanya dengan hati-hati. Baca diantara bentuk dan kerjakan penelitianmu. Anda dapat ke perpustakaan, melihat di internet sebaik jurnal profesional, majalah perdagangan, buku referensi, publikasi pemerintah, dan laporan tahunan perusahaan publik.
Cek kantor bisnisnya jika ada, apakah mereka memiliki masalah dengan perusahaan. Dapat juga dengan cara mengontak anggota kamar dagang atau organisasi pengembangan bisnis, siapa tahu mereka bisa menawarkan informasi yang berhubungan dengan riset. Cobalah menentukan apakah bisnis atau usaha yang sedang dipertimbangkan bekerja baik dalam hal kesehatan keuangan, manajemen, reputasi dan prospek pertumbuhan.
Setelah membaca penawaran tertentu, tanyakan pada franchisor daftar-daftar franchisee yang dapat dikontak. Franchisee-franchisee yang ada sekarang adalah sumber daya yang luar biasa dan dapat memberikan anda pengamatan detil bagaimana sesungguhnya bisnis tersebut berjalan, apa yang harus dipertimbangkan sebelum dan setelah masuk ke dalam bisnis tersebut, dan informasi penting lainnya.
Anda seharusnya mengunjungi toko, dan kantor pusat bisnis untuk melengkapi informasi yang dapat membantu Anda membuat keputusan. Memasang sebuah tim penasihat yang profesional, termasuk pengacara franchise dan akuntan. Mereka dapat membantu menjawab pertanyaan teknis dan akan menjadi sumberdaya yang berguna sepanjang proses riset.

Bisnis Internet (on Line)
Mungkin anda adalah seorang yang pernah berpikir, kira-kira seperti apa masa depan bisnis internet. Apakah bisnis internet hanya trend sesaat dan kemudian hilang satu persatu? Saya ingin menjawabnya dengan: bisnis internet adalah masa depan bisnis Indonesia dan bahkan dunia.
Anda tentu masih ingat ketika dulu komputer masih merupakan barang mewah dan langka dan mahal. Waktu itu komputer masih cenderung hanya untuk kebutuhan kantor. Sedangkan yang memiliki komputer dirumah bisa dihitung dengan jari saja. Namun coba anda lihat sekarang ini, komputer pribadi begitu mudah kita jumpai dirumah-rumah, terutama didaerah perkotaan. Bahkan memiliki laptop sekalipun, bukan lagi merupakan hal yang wah..
Saat ini barang teknologi yang masih cenderung merupakan barang langka adalah akses internet. Kebanyakan orang Indonesia masih mengakses internet melalui warnet. Namun… perkembangannya sudah mulai terlihat. internet sudah bisa diakses dari rumah dengan menggunakan jasa provider internet dan bahkan internet bisa diakses hanya dengan sebuah komputer dan sebuah ponsel yang memiliki fasilitas modem. Lebih canggihnya lagi, internet sudah bisa dinikmati hanya melalui sebuah PDA atau atau smartphone, walaupun masih dengan kemampuan belum sesempurna komputer PC ataupun laptop.
Dan suatu saat nanti, internet akan memiliki cerita seperti komputer, ponsel, dan Televisi. Artinya dengan perkembangan internet, maka gaya hidup manusia juga akan berubah. Gaya berbelanja dan gaya berbisnis akan berubah. Orang akan terbiasa berbelanja melalui internet, baca berita melalui internet, dan bahkan menjalankan bisnis melalui internet.
Banyak pakar ekonomi berkata bahwa pada suatu waktu nanti, semua orang perlu memikirkan untuk memulai bisnis untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Ini karena, kebutuhan hidup semakin meningkat, harga barang semakin naik dan yang penting sekali, gaya hidup (lifestyle) turut meningkat.
Jika saat ini anda belum memiliki bisnis internet, pikirkan keadaan ini. Mulailah merancang untuk memulai bisnis internet anda. Kalau dulu TV hitam putih sudah merupakan barang mewah, namun kini TV berwarna sudah merupakan barang biasa. Kalau sekarang buka usaha dengan membuka toko ditempat strategis merupakan usaha yang sangat menguntungkan, maka suatu waktu nanti, ia akan bernasib seperti TV hitam putih. Karena orang sudah biasa belanja melalui internet.
Mulailah belajar bisnis internet dan mulailah membuka bisnis internet anda sendiri. Jika anda memulai dari sekarang, maka tindakan anda sudah sangat tepat. Anda tidak perlu modal besar untuk memulai bisnis online anda.
Bisnis di internet memiliki kelebihan-kelebihan berikut ini:
1. Siap sedia 24 Jam. Tidak seperti praktek bisnis offline lainnya yang layanannya tergantung pada hari kerja dan jam kerja, web site ita selalu siap sedia 24 jam serta bisa diakses oleh pelanggan dari mana saja dan kapan saja.
2. Menjangkau pangsa pasar yang tertarget. Melalui promosi online, bisa secara efektif memasarkan bisnis berdasarkan pangsa pasar yang ditargetkan. Baik dari segi area, minat, kebutuhan pelanggan, bahasa, dan lain-lain.
3. Mengangkat citra bisnis kita Dengan memiliki sebuah web site, citra (image) bisnis bisa terangkat. Walau bisnis kita tidak besar, tetapi melalui kehadiran secara online, citra bisnis kita akan terangkat dibandingkan kompetitor lain dan bisa bersaing dengan perusahaan besar.
4. Biaya pemasaran yang lebih efektif dan efisien. Karena pemasaran melalui internet sangat tertarget dan biaya relatif lebih rendah dibanding pemasaran offline, sehingga biaya yang dikeluarkan untuk pemasarannya juga lebih efektif dan efisien.
5. 'Memposisikan' bisnis kita di masa depan. Semakin hari, semakin banyak bisnis yang hadir secara online, tidak menutup kemungkinan kompetitor kita. Kalau tidak sekarang, kelak pun mereka akan menghadirkan bisnisnya melalui internet. Karena itu, kehadiran situs bisnis kita di internet, setidaknya telah menolong memposisikan bisnis di masa depan.
6. Mempermudah dalam membangun hubungan baik. dengan Pelanggan. Karena internet adalah media yang interaktif, kita dengan mudah menjalin komunikasi dan menjaga hubungan baik dengan pelanggan. Baik itu melalui newsletter, kotak saran, survey/polling, forum,dll. Kelebihan macam-macam perangkat ini, bisa melayani banyak pelanggan dalam satu waktu. Lebih hemat waktu, tenaga dan biaya, bukan ?
7. Sistem otomatisasi yang responsif. Melalui sistem otomatisasi, web site kita bias memberikan respon dengan cepat jika datang pesanan atau permintaan informasi bisnis yang lebih lengkap dari pelanggan.
Salah satu bisnis melalui internet adalah Affiliate Marketing. Affiliate marketing adalah sebuah cara menghasilkan uang dari internet. isnis ini pada dasarnya merupakan model bisnis yang sangat lama, yakni membayar jasa seseorang hanya jika mereka berhasil menjual. Affiliate marketing termasuk sebuah bisnis besar. Diperkirakan bisnis ini bernilai sekitar 14 juta dollar setiap tahunnya. Dalam affiliate marketing, kita dibayar kalau kita berhasil menjual produk/jasa seorang merchant atau affiliate merchant.
Merchant atau affiliate merchant adalah orang atau perusahaan yang memiliki produk/jasa yang mereka pasarkan melalui internet. Sementara orang-orang yang tidak memiliki produk/jasa untuk dijual, bisa membantu affiliate merchant tersebut dalam menjualkan produknya. Untuk setiap produk yang terjual, mereka akan mendapatkan komisi.
Nah, orang-orang yang menghasilkan uang dengan cara tersebut di atas di sebut affiliate marketers atau affiliate. Kadang-kadang mereka juga disebut associates atau program partners. Kalau kita mendaftarkan diri pada ‘affiliate program’ milik affiliate merchant, artinya kita mendaftarkan diri menjadi salah satu anggota jajaran sales online mereka.

F. Pemanfaatan Peluang secara kreatif dan inovatif
Bagaimanapun, untuk menjadi entrepreneur, tak cukup memiliki pengetahuan tentang bisnis. Karakter atau jiwa entrepreneur juga sangat dibutuhkan. Karena itu penting sekali mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut pada diri kita sendiri untuk mengetahui seberapa besar karakter entrepreneur kita.
1. Berapa besar komitmen kita? Seorang entrepreneur sukses memiliki komitmen yang besar terhadap bisnisnya. Mudah dipahami memang, tapi sulit dalam prakteknya. Jika masih berangan-angan memiliki bisnis sendiri dan belum memulainya, barangkali mesti memperkuat komitmen kita dan siap dengan segala resikonya. Bagaimanapun, tak satupun bisnis di dunia ini yang aman dari resiko.
2. Apakah gelas kita setengah penuh atau setengah kosong? Tidak semua orang optimis adalah entrepreneur, tetapi hampir semua entrepreneur adalah orang-orang optimis. Setiap entrepreneur biasanya memiliki kemampuan melihat kesempatan positif dari suatu tantangan situasi. Tanpa keyakinan optimistis, maka akan sulit memotivasi karyawan, bertahan pada masa-masa sulit dan mengembangkan bisnis.
3. Apakah kita senang membuat keputusan? Keputusan berarti komitmen. Keputusan yang salah bisa mengarah pada masalah dan menghilangkan rasa hormat dari suatu kelompok. Memiliki sebuah bisnis (khususnya yang modalnya tidak besar) berarti harus siap membuat keputusan dengan market research terbatas dan informasi yang kurang lengkap. Nah, kira-kira apakah kita senang membuat keputusan-keputusan demikian?
4. Apakah kita memiliki uang untuk membuat cita-cita bisnis terwujud? Jangan berhenti dulu dari pekerjaan sehari-hari, sampai memiliki modal yang cukup untuk kelangsungan bisnis. Memenuhi kebutuhan keuangan untuk bisnis tidaklah mudah dan perlu pengorbanan pribadi apakah itu dari tabungan, pinjaman bank, dll-. Kita juga harus siap jika ternyata ada yang tidak berjalan sesuai rencana. Nah, apakah kita sanggup menyokong kelangsungan business plan agar bisnis kita tetap bertahan?
5. Apakah kita senang menjual? Dalam bisnis, penjualan adalah bagian alami dari segala pekerjaan bahkan jika mereka tidak pernah bekerja di bidang penjualan sekalipun-. Sebagai seorang entrepreneur, pekerjaan kita adalah 'menjual'. Menjual produk, visi perusahaan dan diri sendiri. Dan kita harus melakukan ini setiap hari, dalam setiap waktu. Jika kita menikmatinya, kita memang seorang entrepreneur sejati.
Jika kita menjawab YA pada sebagian besar pertanyaan-pertanyaan di atas, berarti kita memiliki karakter entrepreneur dan siap untuk memiliki bisnis sendiri. Tetapi jika sebagian besar jawabannya adalah TIDAK, sebaiknya pertimbangkan untuk menggaet partner bisnis untuk membantu membuat rencana bisnis kita menjadi kenyataan. Bagaimanapun, bisnis kita tidak akan berkembang tanpa strategi marketing yang jitu.

Faktor visi
Walt Disney (penggagas Disneyland) adalah salah satu contoh entrepreneur yang memiliki visi. Dalam perayaan pembukaan Disneyland, seseorang menyayangkan Disney yang tak sempat melihat Disneyland berdiri karena terlanjur dipanggil yang Maha Kuasa. Tetapi istrinya berkata, Percayalah, dia sudah melihatnya.
Di masa sekarang, entrepreneur seperti Jeff Bezos pendiri Amazon.com, Jerry Yang, pendiri Yahoo!, Meg Whitman pendiri eBay, Steve Case pendiri America Online menjadi milyuner dalam waktu kurang dari 5 tahun. Faktor utama penentu kesuksesan mereka adalah visi kreatif mereka.
Suatu persamaan yang membuat para entrepreneur tersebut sukses dalam waktu lebih singkat dibandingkan entrepreneur di masa sebelumnya yang membutuhkan waktu belasan bahkan puluhan tahun untuk sukses adalah keberhasilan mengidentifikasi dan mengeksploitasi kesempatan-kesempatan baru yang muncul dari era ekonomi baru, era internet!
Karena dengan perubahan pasar dan teknologi baru yang sangat cepat, visi kita akan semakin tajam jika dilengkapi pengetahuan. Pengetahuan yang harus dimiliki oleh para entrepreneur yang ingin sukses memasarkan produk dan jasanya melalui internet -lokasi yang akan menjadi tempat utama pemasaran di masa depan.

Kreativitas dan inovasi wirausaha
Seorang wirausaha umumnya memiliki daya kreasi dan inovasi yang lebih dari non-wirausaha. Hal-hal yang belum terpikirkan oleh orang lain sudah terpikirkan olehnya dan wirausaha mampu membuat hasil inovasinya menjadi permintaan. Contohnya:
1. Menjelang tahun 200, ada sekelompok orang yang menjadi kaya raya karena berhasil menjual ide the millineum bug. Puluhan juta dolar bergulir di industri komputer dan teknologi hanya karena ide ini. Piranti lunak baru, jasa konsultasi teknologi komputer, bahkan Hollywood pun berhasil membuat ide in menjadi industri hiburan yang menghasilkan puluhan juta dolar.
2. pengemasan air minum steril ke dalam botol sehingga air bisa diminum langsung tanpa dimasak. Sebelumnya tidak banyak orang yang percaya pada ide bahwa air kemasan bisa laku dijual karena orang bisa masak air sendiri, namun sekarang semua orang minum air kemasan, bahkan semakin sedikit orang yang masak air minum.
3. Beberapa tahun silam,dalam kolom Riplay’s Believe It or Not muncul pernyataan:
• selembar lempengan baja harganya 5 dolar.
• jika baja ini dibuat sepatu kuda, harganya meningkat menjadi 10 dolar.
• jika baja ini dibuat jarum jahit, harganya akan menjadi 3.825 dolar.
• dan jika dibuat arloji, nilainya akan meningkat menjadi 250.000 dolar.
Perbedaan harga 5 dolar dan 250.000 dolar terletak pada kreativitas. Jadi kreativitas berbarti hadirnya suatu gagasan baru. Inovasi adalah penerapan secara praktis gagasan yang kreatif (Carol Kinsey Goman, dalam Suryana, 2006). Jadi untuk senantiasa dapat berinovasi, kita memerlukan kecerdasan kreatif. Caranya adalah dengan berlatih untuk senantiasa menurunkan gelombang otak sedemikian sehingga kita dapat menggali sumber kreativitas dan intuisi bisnis. Sifat inovatif dapat ditumbuhkembangkan dengan memahami bahwa inovasi adalah suatu keja keras, terobosan, dan perbaikan yang terus- menerus (kaizen).

Menghadapi persaingan yang semakin kompleks, dunia bisnis memerlukan sumber daya manusia kreatif dan novatif, serta berjiwa kewirausahaan. Prinsip dasarnya adalah dalam berwirausaha diperlukan orang- orang yang kreatif, inovatif, disiplin dan memiliki daya cipta.
Dalam dunia kerja atau dalam sebuah organisasi yang menjadi persoalan adalah orang jarang diberi kebebasan untuk berkreasi, dia harus mengikuti aturan- aturan baku, disiplin, tidak boleh menyimpang dan tidak boleh coba-coba. Inilah yang mendorong seorang yang kreatif keluar dari perusahaan dan ia membuka usaha sendiri. Dengan membuka usaha sendiri ia bebas berkreasi menggunakan ide pemikirannya, dan ia berhasil.
Yang mendorong kreativitas seseorang adalah otak sebelah kanan. Agar dapat memacu belahan otak kanan maka kita harus membiasakan untuk:
1. Selalu bertanya, apakah ada cara yang lebih baik.
2. Pertanyakan dan kaji lebih jauh kebiasaan yang ada, sifat rutin dan tradisi.
3. Harus berpikir lebih dalam.
4. Melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda.
5. Berpikir mungkin ada lebih dari satu jawaban yang benar.
6. Lebih relaks mencari pemecahan masalah yang inovatif.
7. Memiliki kemampuan mengangkat ke atas masalah rutin atau harian.

Bahan Ajar Kewirausahaan SMK

KEWIRAUSAHAAN SEKOLAH MENENGAH
Perlu diketahui bahwa populasi dunia mencapai enam miliar di akhir 1999 dan tahun 2020, angkanya melonjak menjadi delapan miliar. Apakah dunia (pemerintah) bisa menyediakan pekerjaan untuk sedemikian banyak orang? Industrialisasi memang pernah menjadi primadona dalam menciptakan lapangan kerja, tetapi modernisasi menyebabkan penggusuran tenaga kerja manusia oleh robot-robot dan mesin. Dan fakta yang ada, kesulitan energi saat ini telah semakin mempersulit kehidupan perusahaan dan semua kelompok manusia dalam berusaha dan bekerja. Lalu siapa yang mendapat beban menciptakan lapangan kerja? Setiap orang, menciptakan sendiri pekerjaannya. Setiap orang, siap atau tidak, kondisi mendorongnya menjadi wirausaha.
Mau pilih yang mana: segera menyiapkan mental dan ketrampilan kewirausahaan atau, saatnya nanti, terpaksa serabutan, mencoba-coba menjadi wirausahawan setelah terdepak dari posisi sebagai pekerja. Oleh karena itu segeralah belajar mengambil inisiatif, inovatif, berani dan kreatif. Mulailah mempromosikan dan menampilkan ide Anda. Anda harus mulai hidup ”sedikit bersusah-payah”, jangan menunggu gaji bulanan, dan mulai menunda kepuasan Anda.
Pada zaman keterpurukan ekonomi yang sedang dialami oleh bangsa Indonesia, kita harus bisa menyerukan pentingnya pembangunan jiwa kewirausahaan (entrepreneurship) sehingga kebanyakan masyarakat tidak ragu lagi untuk mengambil langkah untuk menjadi calon wirausaha. Sesungguhnya kita semua adalah calon-calon wirausaha yang baik, tinggal bagaimana kita mengolah jiwa entrepeneurship yang berhasil. Hal ini jika terrealisasi akan memberikan nafas lega untuk pemerintah karena bisa mengurangi pengangguran dan mengentaskan kemiskinan. Perubahan dan perbaikan nasib kita harus didasarkan pada kehendak, keinginan, dan kerja keras. Oleh karena itu, peranan wirausaha penting sekali untuk menentukan masa depan bangsa dan negara.


Mata Pelajaran Kewirausahaan untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)
A. Latar Belakang

Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan pada dasarnya mencakup pengembangan aspek-aspek moral, akhlak, budi-pekerti, pengetahuan, keterampilan, kesehatan, seni dan budaya. Adapun pengembangan aspek-aspek tersebut, bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup, yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi dasar untuk bertahan hidup, serta mampu menyesuaikan diri agar berhasil dalam kehidupan bermasyarakat.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Kewirausahaan berfungsi sebagai acuan pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum pada dasarnya disesuaikan dengan potensi dan karakteristik daerah masing-masing.
Mata pelajaran Kewirausahaan bertujuan agar peserta didik dapat mengaktualisasikan diri dalam perilaku wirausaha. Isi mata pelajaran Kewirausahaan difokuskan pada perilaku wirausaha sebagai fenomena empiris yang terjadi di lingkungan peserta didik. Berkaitan dengan hal tersebut, peserta didik dituntut lebih aktif untuk mempelajari peristiwa-peristiwa ekonomi yang terjadi di lingkungannya.
Pembelajaran kewirausahaan dapat menghasilkan perilaku wirausaha dan jiwa kepemimpinan, yang sangat terkait dengan cara mengelola usaha untuk membekali peserta didik agar dapat berusaha secara mandiri.

B. Tujuan
1. Mata pelajaran Kewirausahaan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. Mengaktualisasikan sikap dan perilaku wirausaha.

2. Memahami dunia usaha dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi di lingkungan masyarakat
3. Berwirausaha dalam bidangnya
4. Menerapkan perilaku kerja prestatif dalam kehidupannya
5. Mengaktualisasikan sikap dan perilaku wirausaha.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Kewirausahaan di SMK/MAK meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
1. Sikap dan perilaku wirausaha
2. Kepemimpinan dan perilaku prestatif
3. Solusi masalah
4. Pembuatan keputusan.